Pahami 3 Prinsip Utama Ini Agar Mudah Belajar Akuntansi

Kalau kalian ngerti 3 prinsip utama di Akuntansi ini skill akuntansi kalian bisa naik berkali-kali lipat dari sebelumnya. 

Waktu pertama kali saya belajar Akuntansi saya bingung karena timbul banyak pertanyaan-pertanyaanyang muncul.


Dan semakin saya banyak belajar malah semakin bingung, ga ngerti.

Bikin laporan keuangan itu harus dilihat dari sudut pandang siapa? 

Belum ketemu jurnal-jurnal kenapa harus selalu berpasangan? 

Ada satu di debit, satu di kredit. 

Belum lagi, gak ngerti mahkluk apa itu debit kredit? 

Trus ditambah ketemu depresiasi kenapa peralatan, mesin, harus didepresiasi? 


Pembahasan terkait :

apa yang dimaksud prinsip akuntansi

konsep dan prinsip akuntansi

prinsip akuntansi indonesia

prinsip laporan keuangan

pengertian prinsip akuntansi

sebutkan prinsip prinsip akuntansi

prinsip pengungkapan penuh

jelaskan prinsip dasar akuntansi

prinsip akuntansi adalah


Kenapa harus 3 tahun atau 5 tahun depresiasinya? 

Boleh gak suka-suka saya depresiasinya? Begitu ketemu asas akrual, tambah mumet lagi kenapa biaya ga pas uang keluar aja? 

kenapa belum keluar uang udah ada biaya? Sementara di sisi lain, ada yang belum keluar uang tapi udah ada biaya.

Dan waktu belajar neraca saya terkagum-kagum! Jurnal sana sini, angka-angkanya dipindahin, digabungin dan neraca bisa balance. 

Saya terbingung-bingung dan terheran-heran belajar Akuntansi. 

Sampai di suatu waktu saya ketemu satu topik yang ngejawab semua pertanyaan-pertanyaan saya. 

Dan ga cuma itu semenjak tau topik ini ga ada satu jurnal pun yang saya hafalin. 

Kalau sebelumnya saya hafalin jurnal satu per satu, diinget-inget prosesnya setelah tau topik ini, begitu baca jurnal langsung.

Tau kenapa jurnalnya harus kaya gitu dan dampaknya ke laporan keuangan kaya gimana. 

Nah sekarang, saya mau bagiin ilmu ini buat kalian dan menurut saya, ini adalah topik yang paling penting di Akuntansi yang wajib kalian tau.

Sebetulnya ada sekitar 10 prinsip akuntansi yang bisa dipelajari yaitu Prinsip Entitas Ekonomi,  Periode Akuntansi, Biaya Historis, Prinsip Satuan Moneter, Prinsip Kesinambungan Usaha, Prinsip Pengungkapan Penuh, Prinsip Pengakuan Pendapatan, Prinsip Mempertemukan, Prinsip Konsistensi dan Prinsip Materialitas.

Topik ini mengenai 3 prinsip utama, yang paling mendasar di Akuntansi. Oke kita langsung aja.

Prinsip yang pertama, adalah “Kesatuan Usaha” Bahasa kerennya “Business Unit Entity”. 

Prinsip yang kedua, disebut dengan “Kelangsungan Usaha” atau “Kontinuitas Usaha” Bahasa kerennya adalah “Going Concern”. 

Dan yang ketiga, disebut dengan prinsip “Upaya dan Hasil” atau sering disebut juga “Matching Principle.” Yuk kita bahas satu per satu.

Yang pertama adalah prinsip kesatuan usaha apa itu konsep kesatuan usaha? 

Disini intinya mengajarkan kalau perusahaan harus dianggap terpisah dari pemiliknya. 

Jadi, biarpun kalian bikin perusahaan dan kalian jadi bosnya perusahaan harus dianggap sebagai entitas yang berbeda yang berdiri sendiri. 

Kalian ga boleh nganggap sama-sama aja mentang-mentang kalian bosnya. 

Jadi seolah-olah ada 2 pihak jadinya perusahaan di sebelah kiri, dan kalian sebagai bos nya di sebelah kanan.

Nah, waktu kalian bikin laporan keuangan atau buat jurnal-jurnal kalian ngeliat dari sudut pandang perusahaan, bukan sudut pandang pemilik perusahaan. 

Jadi, waktu ada transaksi antara perusahaan dan kalian sebagai bos nya itu dianggap kaya transaksi sama orang lain aja. 

Misalnya, kalau kalian keluar uang buat modal perusahaan maka perusahaan dianggap berdiri sendiri dan waktu nerima uang dari kalian perusahaan nganggap kaya terima uang dari orang lain aja. 

Jadi seolah-olah perusahaan ngutang ke kalian buat modal usahanya. 

Nah cuman Akuntansi tetep ngehargain kalian sebagai bos perusahaan karena kalau utang ke orang lain itu harus dibalikin dalam jangka waktu tertentu sementara kalau bos yang modalin ga dibalikin modalnya selama perusahaan berdiri. 

Itu kenapa di Akuntansi utang ke pemilik dipisah kalau utang ke orang lain ya disebut kewajiban atau Liability kalau utang ke bos yang ga dibalikin ini dikasih tempat spesial yang namanya Ekuitas atau Equity dalam Bahasa kerennya.

Nah kalian bisa liat disini. Kalau kalian liat dari sudut pandang perusahaan, waktu terima uang dari bos: uang perusahaan nambah di saat bersamaan, perusahaan jadi punya utang ke bos. 

Atau dengan kata lain, kas perusahaan nambah Equity juga nambah. Ini sama kayak kalian kalau minjem uang ke temen pas kalian minjem uang, kas kalian nambah dan di saat bersamaan kalian punya utang ke temen. 

Ini logika kenapa ada jurnal berpasangan di akuntansi. 

Karena di setiap transaksi biasanya ada 2 hal yang terjadi. Begitu ada perubahan di sumber daya perusahaan kas misalnya pasti dibarengi dengan sebab atau dampak dari perubahan sumber daya itu kalau dalam contoh ini, dapet kas,dampaknya timbul utang ke bos. 

Atau contoh lain misalnya dapet kas karena jual barang, kas bertambah, penjualan bertambah. Atau keluar uang karena bayar utang misalnya kas berkurang, utang berkurang. 

Contoh lain lagi, ngutang beli barang ke supplier utang bertambah, stok barang juga nambah.

Jadi ga mungkin ada perubahan sumber daya di perusahaan tanpa dibarengi sebab/akibat dari perubahan itu.

Jadi ini kenapa jurnal selalu berpasangan ada yang di debit, ada yang di kredit. 

Nah selama kalian buat jurnal selalu berpasangan dan angkanya sama ga cuman sepotong atau angka debit kreditnya beda neraca pasti balance. 

Dan kalau kalian tau makhluk apa itu debit kredit kalian bakal tambah ngerti kenapa bisa balance.

Nah, untuk penjelasan apa itu debit, apa itu kredit kenapa harus ada debit kredit saya akan bahas pada artikel terpisah secara khusus. 

Prinsip berikutnya adalah kelangsungan usaha atau sering disebut konsep kontinuitas usaha atau Bahasa kerennya “Going Concern” nah konsep apa ini? 

Prinsip kelangsungan usaha adalah menganggap perusahaan akan terus berlanjut dan ga akan dilikuidasi jadi bakal terus ada di tahun depan 3 tahun lagi, 5 tahun lagi,10 tahun lagi, dan seterusnya. 

Nah, karena dianggap bakal terus ada kita jadi boleh melakukan estimasi untuk beberapa tahun ke depan. 

Contohnya, kalo kita ngontrak buka usaha kontrakannya 5 tahun boleh ga biaya kontrakannya dibagi jadi 5 tahun ga sekaligus pas keluar duit kontrakan di awal? 

Karena kita nganggap selama 5 tahun ke depan Perusahaan masih tetep ada biaya ini boleh dibagi jadi 5 tahun.

Kalau kontrakannya 50jt misalnya per tahun kita mau akuin biaya sewa 10jt boleh-boleh aja. 

Nah kalau kalian lakuin ini di tahun kedua kalian bakal akuin biaya sewa 10jt tapi uangnya ga keluar lagi bukan? 

Kan uangnya keluar 50juta di awal per taun kalian cuman akuin biayanya aja 10jt. 

Jadi gara-gara konsep ini dan kita bisa ngelakuin estimasi bisa jadi uang keluar sama biaya ga barengan. 

Nah sekarang yang jadi pertanyaan kalau saya mau akuin biaya sewa nya 50jt langsung sekaligus di taun pertama, sama kaya pas uang keluar boleh ga? 

Jawabannya ada di prinsip ketiga adalah Upaya dan Hasil atau bahasa kerennya “Matching Principle”.

Prinsip ini mengajarkan, kalau kalian mengakui pendapatan di satu periode maka semua usaha atau biaya yang muncul selama satu periode ini harus diakui juga. 

Jadi harus sebanding kalau kalian mau bikin laporan keuangan buat 1 tahun penjualan kalian akuin selama 1 tahun ya semua biayanya harus diakuin selama 1 tahun juga jangan biaya 5 tahun diakuin selama 1 tahun. 

Jadi, kalau kalian sewa buat 5 tahun jangan semua biaya sewanya diakuin di 1 tahun. 

Kenapa jangan?

Supaya angka profitnya lebih ngegambarin keadaan sebenernya. 

Bayangin, kalau kalian baru buka usaha sewa diakuin semua di tahun pertama beli mesin diakuin semua biayanya di tahun pertama biaya perizinan, software semua diakuin di tahun pertama besar kemungkinan bakal rugi di tahun pertama kalian akan kesulitan begitu ingin tahu tahun pertama ini sebenernya untung atau rugi sih dari usaha saya? 

Bisa jadi sebetulnya usaha kalian udah bagus, baik tapi jadi ga keliatan karena biaya semua diakuin di tahun pertama. 

Lebih bahayanya lagi, di tahun kedua ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya karena biaya udah diakuin semua di tahun pertama dan ga ada biaya-biaya besar lagi di tahun-tahun berikutnya usaha yang rugi bisa jadi terlihat untung.

Lebih celaka nya lagi, karena lihat untung sementara kenyataannya rugi yang harusnya efisiensi, malah ekspansi repot kalo udah gini. 

Logika yang sama jadi jawaban kenapa adanya depresiasi. 

Waktu kalian beli peralatan atau mesin peralatan atau mesin ini ga akan dipakai cuman 1 tahun kan pasti dipakai terus bertahun-tahun. 

Jadi biayanya harus disesuaikan dengan masa manfaatnya berapa lama. 

Kalau kalian estimasi bisa dipakai selama 10 tahun sah-sah saja kalau biaya peralatan atau mesin itu mau dibagi jadi 10 tahun. 

Kalau kalian estimasi bisa dipakai 50 tahun, atau 100 tahun dan kalian mau bagi jadi 100 tahun sekalipun sah-sah aja... 

Loh tapi saya diajarkan di akuntansi depresiasi maximum 20 tahun, kenapa ya? Itu menurut standar perpajakan. 

Kalau suka-suka kalian nentuin berapa lama masa manfaat dan besarnya depresiasi pemerintah repot  tiap-tiap perusahaan berbeda belum ada perusahaan yang ga taat bayar pajak sengaja dibuat pendek, biar biayanya besar dan pajaknya jadi kecil makanya pemerintah bikin aturan baku berapa lama peralatan, mesin, bangunan, harus didepresiasi. 

Loh kalau kenyataannya memang bisa 100 tahun gimana? 

Bukannya harus sesuai dengan matching principle? 

Disini kalian harus back to basic dan ngerti apa itu akuntansi, Secara singkat, di akuntansi memang bisa bikin beberapa jenis laporan tergantung untuk siapa.

Ada untuk pemegang saham, untuk manajemen, dan ada untuk pajak. 

Kenapa bisa beda? 

Karena kepentingan dan informasi yang mau disampaikan kebutuhannya beda. 

Tapi sekali lagi, bukan memanipulasi data loh ya Akuntansi ngajarin ngolah data bukan manipulasi data. 

Sampai disini penjelasan ketiga prinsip utama di Akuntansi semoga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar yang kalian hadapi selama belajar akuntansi

LihatTutupKomentar